KASUS
Seorang laki-laki umur 16 tahun
dibawa ke IGD RSUD Salatiga dengan keluhan pusing dan sesak napas setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien sedang mengendarai sepeda motor dengan
kecepatan sedang lalu ditabrak oleh motor lain dari belakang, pasien jatuh
terguling guling di aspal, pasien sempat pingsan lalu dibawa ke Rumah Sakit. Pada
pemeriksaan keadaan umum pasien sedang nampak somnolen dan nampak sesak, TD
100/65 mmHg, nadi 95x/menit, RR 26x/menit, suhu afebris. GCSE3V5M6, pupil
isokor 3mm/3mm, Reflek Cahaya (+), status regio cephal : tampak VEdan hematom
pada parietal kanan Ø3cm, nyeri tekan (+), status regio torak : pada inspeksi
nampak jejas pada torak dekstra, vocal fremitus kanan > kiri, nyeri tekan
(+),hipersonor pada region torak kanan, dan suara vesikuler kiri > kanan.
Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan fraktur inkomplit pada costa 5 dan 6
dekstra, ruang pleuradekstra translusen dengan tak tampaknya gambaran pembuluh
darah paru, sinuscostophrenicus kanan dan kiri lancip, parenkim paru dekstra
tampak mengecil/kolaps.
Konsep Dasar Asuhan Kepertawatan
A.
1.
Pengkajian
B.
Identifikasi
Klien
Nama : An. S
Umur : 16th
Agama : islam
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Pendidikan
:
SMA
Pekerjaan : Pelajar
Suku/Bangsa : Sunda /Indoesia
Status
Perkawinan : Belum kawin
Golongan
Darah : -
Alamat
: Jl. A.H Nasution
Tanggal
masuk RS :
Tanggal
Pengkajian :
No.
Medrek : 00220992
Diagnosa
Medis : Trauma Thorak
Identitas Penanggung
Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 36 Th
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat
: Jl. A.H. Nasution
1) Primary
Survai
A:
Airway :
Clear
B:
Breathing (pernafasan ) :
Pola napas sesak, RR 26x/menit
C:
Circulation (sirkulasi ) : Nadi 95x/menit,
suhu afebris
D:Disability(ketidakmampuan) : Kesadaran
somnolen, pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya (+), GCSE3V5M6
2) Secondry
Survai
·
Vital
Sign
Tekanan Darah 100/65 mmHg, nadi
95x/menit, RR 26x/menit, suhu afebris
·
Head
to toe
Kepala : Status regio cephal : tampak VEdan hematom pada
parietal kanan
Ø3cm, nyeri tekan (+)
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak adanya pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
Thorak : Pada inspeksi nampak jejas pada
torak dekstra, vocal fremitus kanan > kiri, nyeri tekan (+),hipersonor pada
region torak kanan, dan suara vesikuler kiri > kanan. Hasil pemeriksaan
radiologi menunjukkan fraktur inkomplit pada costa 5 dan 6 dekstra, ruang
pleuradekstra translusen dengan tak tampaknya gambaran pembuluh darah paru,
sinuscostophrenicus kanan dan kiri lancip, parenkim paru dekstra tampak
mengecil/kolaps.
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada
nyeri tekan disemua kuadran, peristaltik usus dalam batas normal 4-12 x/menit,
bunyi abdomen timpani
Pelvis : Tidak ada fraktur didaerah pelvis
Ekstremitas : Bisep, trisep, dan patela bernilai (+),
dab babinski (-)
·
Riwayat
Kejadian
Simptom :
Tidak
ada
Alergi :
Tidak
ada
Past
ilness : Tidak ada
Medikasi :
Tidak
ada
Last
meal : Tidak ada
Even :Pasien
sedang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan sedang lalu ditabrak oleh
motor lain dari belakang, pasien jatuh terguling guling di aspal, pasien sempat
pingsan lalu dibawa keRumah Sakit.
Pemeriksaan
semua lubang : tidak ada obstruksi disemua lubang
C.
Diagnosa
Keperawatan
1.
Pola napas tidak
efektif berhubungan dengan ekspansi paru kolaps
2.
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan aliran balik vena dan penurunan curah jantung
3.
Gangguan oksigenasi
ventilasi berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
Pembahasan
Dalam
kasusu ini dengan klien trauma thorak termasuk kasus gawat darurat dengan
triage merah dan harus menjadi prioritas pertama karena dapat mengancam
kematian dengan adanya gangguan BC ( Breathing, Circulation).
Pada
Airway klien tidak terdapat obstruksi jalan nafas, Breathing klien mengalami tachipneu dengan RR 26x/menit,
Circulation suhu klien mengalami afebris,
Disability Kesadaran somnolen, pupil isokor 3mm/3mm, reflek cahaya (+),
GCSE3V5M6.
Pada
trauma thorak terjadi peningkatan tekanan intra paru yanng melebihi tekanan
atmosfer sehingga O2 tidak dapat masuk kedalam rongga paru menyebabkan
kolaps paru, sehingga ekspansi paru menurun dan menyebabkan sesak nafas.
Kolapsnya
jaringan paru disebabkan karena masuknya udara pada ruang potensial antara
pleura viseral dan pariental. Dalam keadaan normal rongga torak dipenuhi oleh
paru-paru yang pengembangannya sampai dinding dada karena adanya tegangan
permukaan antara kedua permukaan pleura. Sehingga masuknya udara dalam rongga
pleura. Untuk itu harus dilakukan pemasangan WSD.
0 komentar:
Posting Komentar